Wednesday, January 25

Menghabiskan Akhir Tahun 2016 di Pulau Tunda, Serang

Happy New Year, good fellas!
Alhamdulillah Allah masih memberikan aku kesempatan untuk hidup di tahun baru yang penuh dengan harapan. Banyak momen yang aku lewati di tahun 2016. Dari mulai magang, TKA, sidang, tes alih jenis IPB, tes SIMAK Ekstensi UI, sampai akhirnya wisuda 

Finally, Arum akhirnya punya gelar di belakang nama. Tapi apalah arti gelar yegak?

Sebenarnya aku punya draft tulisan tentang perjalan singkat di tahun 2016, tapi sepertinya better untuk keep it secret aja di Ms. Word. Aku enggak terlalu antusias untuk menceritakan some parts of those stories. At least, banyak resolusi yang juga sudah ku capai juga [big thanks to Allah]. Jadi, aku mau cerita hal-hal yang happy aja nih yaa yuhuu.

HAPPY HOLIDAYS!

Akhirnya aku liburan, coy! Akhirnya bisa nonton film yang udah banyak di download dari yts.ag. Lega rasanya bisa lewat 1 semester, perset*n lah sama nilai semester 1. Baru lulus, euy!

Nah, akhir tahun 2016 aku dan teman ku, Kiki, niat buat mengasingkan diri ke pantai. Awalnya ajak beberapa orang buat ikutan, tapi yaa karena mendadak juga akhirnya kami pergi berdua. BERDUA. Sempet geli sendiri bayangin menghabiskan malam tahun baru bareng Kiki di pulau.

Kami pergi ke pulau Tunda di Serang, Banten. Kami enggak berdua saja, melainkan ikut open trip salah satu agen wisata, ada kurang lebih 90 orang yang ikut trip itu. Ekspektasiku mungkin berlebihan, mengingat sudah terbiasanya aku melihat pemandangan Kepulauan Seribu dan Karimun Jawa. Pulau Tunda masih jauh dari ekspektasiku. 

Pulau Tunda
Kami berangkat dari Kp. Rambutan ke Serang dengan menumpangi bus patas AC, aku kurang ingat berapa lama perjalanan yang ditempuh, karena sepanjang perjalanan kami tidur. Sesampainya di Serang, kami istirahat sejenak di mini market yang kebetulan lokasinya dekat dari pintu keluar tol. Kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum warna biru (lagi-lagi aku lupa nomor angkotnya), pokoknya kami pergi menuju Dermaga Karang Antu. Dari dermaga kami lanjut menaiki kapal tradisional yang kapasitasnya kurang lebih 30 orang. Sekitar 2 jam kami sampai di pulau Tunda. Pulau Tunda ini masih terbilang cukup baru dijadikan sebagai destinasi pariwisata oleh pemerintah Kabupaten Serang (berdasarkan informasi yang aku dapat), sehingga homestay memang terlihat enggak terlalu banyak. Pemandangan pantai pasir putihnya pun juga kurang banyak (mungkin aku juga kurang banyak putar-putar di pulau itu), jika dibandingkan beberapa pulau di Kepualauan Seribu, aku masih lebih prefer ke Kepulauan Seribu. Meskipun begitu, aku juga sempat membaca artikel tentang pengerukan pasir Pulau Tunda untuk pulau-pulau di Kepulauan Seribu (miris). 
Sunset dari Pulau Tunda
If you have planned a holiday on this island, aku lebih menyarankan untuk bawa teman yang banyak dan buat camp sendiri di pantai utaranya (funnier than you lent a tour agent). Seperti yang aku bilang tadi, pemandangan pasir putihnya enggak terlalu banyak. Pantai utaranya cukup asik sih buat tempat mengasingkan diri bareng teman-teman, melepas penat dan kebisingan di kota, main gitar bareng, api unggun-nan, atau bergurau ria, karena masih sepi banget. Kalian bisa pasang tenda atau kain hammock di pantai utaranya. Kenapa aku bisa menyarankan kayak gini? Karena waktu aku liat sunrise, aku liat beberapa orang nge-camp di sini, dan dipikir-pikir seru juga. Tapi kalau kalian snorkelling addict, aku kurang tau harga kapal untuk snorkelling di sana (buat alatnya juga ada yang menawarkan jasa sewa snorkel sekitar 95 ribu/2 hari, jangan lupa nawar).
 
Waktu mau snorkelling bareng Kiki
Untuk pemandangan bawah lautnya gimana rum? Cantik kok.... aku suka banget sama ikan, jadi ikan jenis apapun aku suka. Aku juga liat ikan dory (aku enggak tau salah liat apa enggak), pokoknya ikannya kan biru-kuning gitu, lucuuuuuk banget (tiba-tiba keingetan ikan dory rica-rica di Rumah Makan Karimata samping Tamini Square, harganya mahal). Terumbu karangnya? hmm, so far aku masih suka Karimun Jawa sih, terumbu karang Karimun Jawa cantik-cantik banget. Kalau di pulau Tunda ada beberapa terumbu yang rusak, mungkin tidak sengaja terbentur kapal snorkelling.
 
Pantai Utara Pulau Tunda
Terlepas dari itu semua, pelajaran yang paling berharga dari sebuah perjalanan adalah “ketemu teman baru”, ya at least, meski Kiki terlihat agak kecewa sama pemandangan pulaunya, kami kenal beberapa teman baru, di \asik/ in aja. Kami mengikuti trip di penghujung 2016 dan awal 2017. Oia, di pulau Tunda enggak ada jaringan internet! Sama halnya dengan beberapa pulau yang listriknya belum bisa dinyalakan full, di pulau Tunda listrik hanya menyala sekitar pukul 18.00-22.00 WIB. Aku sempat dengar beberapa anak di sana yang kegirangan waktu lampu nyala. Sedih banget. Aku kemarin sempat agak berdiskusi enggak penting juga sama Kiki. Kenapa ada beberapa pulau di Indonesia yang listriknya enggak nyala full? Bahkan Karimun Jawa yang notabenenya Kepulauan besar dengan banyak wisatawannya pun sama. Beda halnya dengan Kepulauan Seribu, kalau di sana seperti pulau Tidung atau pulau Pari mau pesan homestay yang ber-AC masih worth it lah. Apa karena Kepulauan Seribu itu masih masuk ibukota ya jadi lebih diperhatikan? HMMMM...
Padahal jarak pulau Tunda ke Karang Antu, sama seperti jarak pulau Tidung ke Muara Kamal. WHY? Enggak enak hidup tanpa listrik coy.

Overall, not bad lah, Indonesia punya. Indonesia itu kaya akan wisata baharinya. Well, buat kalian yang penasaran sama bentukannya pulau ini dan lagi mau explore pulau-pulau di daerah Banten, silahkan berkunjung.


 

No comments:

Post a Comment

KAGET DIDIAGNOSIS POSITIF COVID-19! TERPAKSA ISOLASI DI KOTA ORANG (AKU SANGAT MANDIRI)

Hai, ini tulisan pertamaku di tahun 2021. Terlalu banyak yang terjadi di tahun 2020, setengah tahunnya kurang bersemangat buat aku ceritakan...

Mario Walking Mario Walking Heart Chat Bubble Mario Walking