Happy New Year, good fellas!
Alhamdulillah Allah masih memberikan aku kesempatan
untuk hidup di tahun baru yang penuh dengan harapan. Banyak momen yang aku
lewati di tahun 2016. Dari mulai magang, TKA, sidang, tes alih jenis IPB, tes
SIMAK Ekstensi UI, sampai akhirnya wisuda
Finally, Arum akhirnya punya gelar di belakang nama. Tapi apalah arti gelar yegak?
Finally, Arum akhirnya punya gelar di belakang nama. Tapi apalah arti gelar yegak?
Sebenarnya aku punya draft tulisan tentang perjalan singkat di tahun 2016, tapi
sepertinya better untuk keep it secret aja di Ms. Word. Aku enggak terlalu antusias
untuk menceritakan some parts of those
stories. At least, banyak resolusi yang juga sudah ku capai juga [big thanks to Allah]. Jadi, aku mau
cerita hal-hal yang happy aja nih yaa
yuhuu.
HAPPY HOLIDAYS!
Akhirnya aku liburan, coy! Akhirnya bisa
nonton film yang udah banyak
di download dari yts.ag. Lega rasanya
bisa lewat 1 semester, perset*n lah sama nilai semester 1. Baru lulus, euy!
Nah, akhir tahun 2016 aku dan teman ku, Kiki, niat
buat mengasingkan diri ke pantai. Awalnya ajak beberapa orang buat ikutan, tapi
yaa karena mendadak juga akhirnya kami pergi berdua. BERDUA. Sempet geli
sendiri bayangin menghabiskan malam tahun baru bareng Kiki di pulau.
Kami pergi ke pulau Tunda di Serang, Banten. Kami enggak
berdua saja, melainkan ikut open trip
salah satu agen wisata, ada kurang lebih 90 orang yang ikut trip itu. Ekspektasiku mungkin
berlebihan, mengingat sudah terbiasanya aku melihat pemandangan Kepulauan
Seribu dan Karimun Jawa. Pulau Tunda masih jauh dari ekspektasiku.
Pulau Tunda |
Kami berangkat dari Kp. Rambutan ke Serang dengan
menumpangi bus patas AC, aku kurang ingat berapa lama perjalanan yang ditempuh,
karena sepanjang perjalanan kami tidur. Sesampainya di Serang, kami istirahat
sejenak di mini market yang kebetulan
lokasinya dekat dari pintu keluar tol. Kami melanjutkan perjalanan dengan
menggunakan angkutan umum warna biru (lagi-lagi aku lupa nomor angkotnya),
pokoknya kami pergi menuju Dermaga Karang Antu. Dari dermaga kami lanjut
menaiki kapal tradisional yang kapasitasnya kurang lebih 30 orang. Sekitar 2
jam kami sampai di pulau Tunda. Pulau Tunda ini masih terbilang cukup baru
dijadikan sebagai destinasi pariwisata oleh pemerintah Kabupaten Serang
(berdasarkan informasi yang aku dapat), sehingga homestay memang terlihat enggak terlalu banyak. Pemandangan pantai
pasir putihnya pun juga kurang banyak (mungkin aku juga kurang banyak
putar-putar di pulau itu), jika dibandingkan beberapa pulau di Kepualauan
Seribu, aku masih lebih prefer ke
Kepulauan Seribu. Meskipun begitu, aku juga sempat membaca artikel tentang
pengerukan pasir Pulau Tunda untuk pulau-pulau di Kepulauan Seribu (miris).
Sunset dari Pulau Tunda |
If you have planned a holiday on this island, aku lebih menyarankan untuk bawa teman yang
banyak dan buat camp sendiri di
pantai utaranya (funnier than you lent a
tour agent). Seperti yang aku bilang tadi, pemandangan pasir putihnya
enggak terlalu banyak. Pantai utaranya cukup asik sih buat tempat mengasingkan
diri bareng teman-teman, melepas penat dan kebisingan di kota, main gitar bareng,
api unggun-nan, atau bergurau ria, karena masih sepi banget. Kalian bisa pasang
tenda atau kain hammock di pantai
utaranya. Kenapa aku bisa menyarankan kayak gini? Karena waktu aku liat sunrise, aku liat beberapa orang nge-camp di sini, dan dipikir-pikir seru
juga. Tapi kalau kalian snorkelling addict,
aku kurang tau harga kapal untuk snorkelling
di sana (buat alatnya juga ada yang menawarkan jasa sewa snorkel sekitar 95 ribu/2 hari, jangan lupa nawar).
Untuk pemandangan bawah lautnya gimana rum? Cantik
kok.... aku suka banget sama ikan, jadi ikan jenis apapun
aku suka. Aku juga liat ikan dory (aku enggak tau salah liat apa enggak),
pokoknya ikannya kan biru-kuning gitu, lucuuuuuk banget (tiba-tiba keingetan
ikan dory rica-rica di Rumah Makan Karimata samping Tamini Square, harganya mahal). Terumbu karangnya? hmm, so far aku masih suka Karimun Jawa sih,
terumbu karang Karimun Jawa cantik-cantik banget. Kalau di pulau Tunda ada beberapa terumbu yang rusak, mungkin tidak
sengaja terbentur kapal snorkelling.
Terlepas dari itu semua, pelajaran yang paling
berharga dari sebuah perjalanan adalah “ketemu teman baru”, ya at least, meski Kiki terlihat agak
kecewa sama pemandangan pulaunya, kami kenal beberapa teman baru, di \asik/ in
aja. Kami mengikuti trip di
penghujung 2016 dan awal 2017. Oia, di pulau Tunda enggak ada jaringan
internet! Sama halnya dengan beberapa pulau yang listriknya belum bisa
dinyalakan full, di pulau Tunda
listrik hanya menyala sekitar pukul 18.00-22.00 WIB. Aku sempat dengar beberapa
anak di sana yang kegirangan waktu lampu nyala. Sedih banget. Aku kemarin
sempat agak berdiskusi enggak penting juga sama Kiki. Kenapa ada beberapa pulau
di Indonesia yang listriknya enggak nyala full?
Bahkan Karimun Jawa yang notabenenya Kepulauan besar dengan banyak wisatawannya
pun sama. Beda halnya dengan Kepulauan Seribu, kalau di sana seperti pulau
Tidung atau pulau Pari mau pesan homestay
yang ber-AC masih worth it lah. Apa
karena Kepulauan Seribu itu masih masuk ibukota ya jadi lebih diperhatikan?
HMMMM...
Padahal jarak pulau Tunda ke Karang Antu, sama
seperti jarak pulau Tidung ke Muara Kamal. WHY?
Enggak enak hidup tanpa listrik coy.
Overall, not bad lah,
Indonesia punya. Indonesia itu kaya akan wisata baharinya. Well, buat kalian yang penasaran sama bentukannya pulau ini dan
lagi mau explore pulau-pulau di
daerah Banten, silahkan berkunjung.
No comments:
Post a Comment