Thursday, June 14

Prosedur Keselamatan Penumpang Kapal Laut, Sudah Sesuaikah?

Hari kemenangan tinggal menghitung menit, takbir pun sudah berkumandang di masjid-masjid. Untuk menyambut hari kemenangan, biasanya masyarakat Indonesia melakukan mudik ke kampung halaman setiap tahunnya. Alhamdulillah Jakarta sepi HEHE.

Kini moda transportasi dengan segala fasilitas yang ditawarkan semakin beragam, mulai dari udara, darat, dan laut. Bahkan aku kemarin liat berita di tipi kalau ada promo kereta api mevvah ceu. Jauh dekat 900ribu. Namanya kereta api sleeper. Liat deh


Sumber: FB PT. KAI
Namun dibalik kemevvahan kereta api sleeper, masih ada moda transportasi yang menurutku masih belum maksimal pelayanannya. Khususnya untuk keselamatan dan keamanannya. Moda transportasi yang aku maksud adalah kapal laut. Kapal besar, sekelas kapal Pelni aja menurutku tingkat keamanan dan keselamatan masih belum maksimal. Apalagi kapal tradisional....

H-2 lebaran tiba-tiba ada berita tenggelamnya Kapal Arista. Duh kok kayak judul film? 😭
Miris aku dengernya. Niat mau mudik bertemu keluarga, justru bertemu petaka dan maut. Inalillahi. Dilansir dari berita online CNN Indonesia tanggal 13 Juni 2018 bahwa mayoritas penumpang Kapal Arista itu anak-anak dan ibu-ibu. Selain itu yang aku lihat di berita tipi juga kalau Kapal Arista ini berlayarnya tidak sesuai prosedur. Bahkan data penumpangnya pun juga simpang siur, karena tidak terdaftar pada sistem. Hal-hal yang seperti ini nih, yang menurutku under-control dari pemerintah banget.

Aku masih inget betul kejadian kebakarnya KM Zahro Ekspress awal tahun 2017 dari Pelabuhan Muara Angke menuju Pulau Tidung di Kepulauan Seribu. Sebegitu miss-nya bangetkah pemerintah? Kaget banget. Kelasan kapal express coi, aku biasanya nyebrang ke pulau di Kepulauan Seribu naik kapal tradisional, yang harganya mure meriah T_T

Meski kita juga sama-sama tahu kalau hidup dan mati memang ditangan Yang Maha Kuasa. Tapi alangkah baiknya jika kita bisa menghindari mudharat yang dapat terjadi, bukan?

Kejadian tenggelamnya kapal mayoritas disebabkan karena minimnya pengawasan dan tidak sesuai prosedur. Padahal Standar Keselamatan Pelayaran sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor. PM 20 Tahun 2015 dan ada juga Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor.PM 25 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Transportasi  Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Pada PM Perhubungan No. 20 disinggung tentang sanki pelanggaran operasional kapal yang tidak memenuhi syarat keselamatan pelayanan. Sedangkan pada PM Perhubungan No. 25 dijelaskan pada BAB IV tentang Perlengkapan Keselamatan yang ada di kapal antara lain:
  1. sekoci penolong (life boat) dan dewi-dewi; (dewi-dewi maksudnya apa coba)
  2. sekoci penyelamat (rescue boat );
  3. sampan;
  4. rakit penolong (ILR) & hydrostatic releasing unit (non solas);
  5. rakit penolong (rigid life raft);
  6. pelampung penolong (life buoy);
  7. baju penolong (life jacket);
  8. general informasi; alarm dan public addresor serta ruang;
  9. roket pelontar cerawat payung (parachute flare rocket);
  10. cerawat tangan (hand flare);
  11. isyarat asap (smoke signal);
  12. peralatan pelontar tali (line throwing apparatus);
  13. automatic identification system.
Aku juga baca sekilas tentang InternationalShip and Port Security Code (ISPS Code) itu peraturan internasional tentang kegiatan-kegiatan dan langkah-langkah yang harus diambil oleh setiap negara dalam menanggulangi ancaman Terorisme di laut. Ada bahas tentang keselamatan dan keamanan di kapal dan pelabuhan. 

Nah, menurutku yang paling bisa aku komentarin tentang pelayanan kapal laut dari beberapa kapal penyeberangan yang pernah aku tumpangi adalah baju penolong (life jacket). Baik dari segi jumlah maupun keberadaannya.

Aku tuh baru tahu belakangan ini kalau life jacket memang penting dan lebih baik dipakai dari sejak berangkat. Tapi ini masih jadi sesuatu yang kurang diperhatikan sama pemerintah apalagi masyarakat.

Dari pertama kali aku naik kapal palingan cuma kapal mau snorkeling aja yang menyediakan pelampung. Karena kan snorkeling pakai pelampung 😑

Selebihnya ada, tapi cuma jadi pajangan aja. Nggak tahu sesuai jumlah penumpang atau tidak. Tapi so far untuk kapal tradisional di Pelabuhan Muara Angke yang pernah aku tumpangi. Rata-rata jumlah life jacket-nya lumayan banyak. 

Coba ya aku sebutin kapal apa aja yang pernah aku rasakan, ciailah rasakan. Kue nastar keleus dirasain:
  • Kapal penyeberangan dari Banyuwangi ke Bali. Aku lupa sih ini pelampungnya ada banyak atau nggak. Seingetku sih ada banyak, karena ini kapal lumayan besar.
  • Kapal tradisional Pelabuhan Muara Angke ke Kepulauan Seribu (rata-rata ada banyak life jacket-nya). Tapi not sure untuk kondisi kapalnya apakah ada pengecekan rutin atau tidak.
  • Kapal tradisional Pelabuhan Muara Kamal ke Kepulauan Seribu. Wah kalau yang ini parah banget sih. Aku sekali naik kapal dari pelabuhan ini, waktu mau wisata ke Pulau Cipir, Pulau Onsurt, dan Pulau Kelor. Bener-bener kacau ini kapal, meleng dikit kebalik hahaha. Mana nggak ada pelampung. Tapi seingetku satu kapal emang enggak lebih dari 12 orang.
  • Kapal penyebrangan dari Pelabuhan Kartini ke Karimun Jawa. Seingatku ini ada pelampung di bawah bangkunya. Tapiiiii hahaha. Penumpangnya banyak banget! It means nggak semua penumpang dapet bangku dan... nggak semua orang dapet pelampung kalau kapal itu tenggelam. Tapi kalau kapak Express-nya aku juga sempat naik, ehmm okelah...
Kapal dari Pelabuhan Kartini di deck paling atas ada giniannya

Ini kondisi kapal snorkeling waktu di Karimun Jawa, okelah
  • Kapal dari Banten ke Pulau Tunda juga 11-12 lah sama kayak kapal dari Muara Angke ke Kepulauan Seribu. Waktu pulang dari Pulau Tunda tuh ombaknya gede banget, dan seingetku juga sempat ada tragedi ibu-ibu bawel yang nggak dapet life jacket wkwk. Tapi aku tenang angkuh banget gitu loh. Wkwk. Dalem hatiku pasti aman. Jadi life jacket-nya juga cuma aku pegang deket badan, terus sempet juga buat tidur hehe. (Ini waktu belum tahu pentingnya life jacket)
Kapal snorkeling juga di Pulau Tunda. Baru deh pakai life jacket😑
  • Kapal tradisional banget dari Pantai Teluk Penyu Cilacap ke Pulau Nusa Kambangan. Bukan, bukan jadi narapidana. Ternyata kondisi kapalnya parah juga, kapasitas 15 orang tapi nggak ada pelampung sama sekali di kapal. Ini waktu itu booking satu kapal 100ribu cuma bertiga. Kayaknya kondisinya hampir sama kayak kapal dari Muara Kamal deh. Tapi lebih parah di Muara Kamal.
nggak ada life jacket
  • Nah.... Terakhir nih aku naik jauh banget😊 suka ngikik sendiri kalau diinget. Gile juga ogut bisa naik kapal Surabaya-Sorong dan Sorong-Surabaya. Ya ampun aku bener-bener makasih banyak banget parah sama temen-temen yang selalu ada disaat suka-duka di Kapal waktu itu. Mereka selalu bikin nyaman, terbaiklah. Nggak kebayang kalau ternyata mereka tuh bikin aku nggak nyaman hahaha L apa akunya aja ya yang mudah nyaman???

a.   Dari Surabaya-Sorong aku naik KM Ciremai. Males deh ceritain lagi. Intinya sempet ada kasus yang bikin aku kecewa berat sama transparansi dari pihak Pelni-nya. Dari segi keamanannya? alhamdulillah nggak ada yang insecure selama perjalanan. Meski kecewa tapi tetap merasa nyaman. Ditambah pelayanan plus-plus boleh naik ke Kabin Kapal tempat Nahkodanya. Sekoci waktu ada sih lengkap. Life jacket? Wah nggak sempat ngecek. Wkwk. Kemarin sempat liat ada gambar life jacket di laci bawah setiap kasur. Tapi I’m not sure ada life jacket-nya beneran. Ditambah lagi..... ada yang nggak dapet kasur. Jadi dapat disimpulkan ya (amit-amit) kapal tenggelam, nggak semua dapet life jacket.

hehe. pak Hengky. hehe

b.   Dari Sorong-Surabaya naik KM Labobar, the worst ship I’ve ever felt. Makanan KM Labobar nggak pernah abis, tapi alhamdulillah setiap pelabuhan Sulawesi dan Kalimantan punya ikan dan sotong bakar. Jadi setiap kapal bersandar bisa selalu beli itu buat makanJ

Ada kecoak nya iyuh. Oke deh kalau kecoak nya satu atau dua atau tiga. Busyeedd ini kecoak kecil yang kalau kalian tinggalin tuh tempat tidur kalian wkwkwk pasti ada kecoak kecil jalan di tengah-tengah tempat tidur kalian. Di KM Labobar juga sempat ada tragedi kemalingan hp dan kamera gitu beberapa temanku 😭

Life jacket??? SUBHANALLAH YAH. Bisa pulang selamet aja alhamdulillah, boro-boro sempet ngecek itu life jacket di mana. Kolong tempat tidur aja bau tikus coyyy. Nggak kebanyang ngecek life jacket di bawah kolong tempat tidur, kecoa keluar terus ada hal-hal mengerikan lainnya....😈😈

c.     Kapal Express Sorong-Raja Ampat oke banget. Harganya cuma 50-100 ribu gitu. Seingetku life jacket-nya lengkap. Oh tapi waktu muter-muter Raja Ampat life jacketnya nggak ada sama sekali haha, dan kami kayaknya nggak ada yang merasa insecure gitu. Kayaknya karena udah kesenengan deh liat laut Raja Ampat, jadi nggak ada yang parno.

Sekian ulasan yang ternyata cukup panjang dari aku. Semoga industri kapal laut dan pelayaran di Indonesia semakin baik lagi. Maju terus maritim Indonesia!!!

 

Sunday, May 6

Budak-Budak Milenialisme

Puisi ini aku ikutsertakan di lomba cipta puisi fakultas beberapa waktu lalu. Kaget sih dapat juara II😅 Puisi ini menggambarkan kondisi zaman ini yang diwarnai dengan berbagai macam teknologi. Anak zaman sekarang terpajan teknologi dan gaya hidup yang kurang baik. Banyak yang sudah menderita diabetes, hipertensi, dsb sejak muda. Aku sebagai anak milenial juga ter-remind dengan puisi sendiri untuk selalu menjaga kesehatan dan pastinya ingat sama Yang Maha Kuasa.

Budak-Budak Milenialisme

Tibalah kini
Pada zaman milenialisme
Di sini sorot lampu menyeruak
Padat polusi membuat esak
Mobilitas digilas riuh teknologi gemeresak.

Apakah ini sebuah kutukan zaman?

Wahai budak-budak milenialisme!
Hidupmu kini menjelma jadi toksin
Yang endapannya bergerilya liar dalam ragamu
Efeknya bak morfin kelas atas.
Sesekali bermetamorfosislah
Kembali pada detik-detik lawas
Atau pada alam nan kemas
Dan nikmatilah.

Wahai budak-budak milenialisme!
Coba kau agungkan teori H. L. Blum,
Tiap baitnya melaraskan kehidupan,
Keempat bagiannya mendengungkan kesejahteraan.

Wahai budak-budak milenialisme!
Pujalah nama Sang Khalik.
Istirahatlah sejenak dalam genggaman-Nya.
Jagalah ragamu yang dicipta-Nya.
Berhentilah memaki karunia-Nya.
Dan...
Syukurilah anugerah yang diberikan-Nya.



(Arum, 2018)

Tuesday, April 3

Fakta Terkini Surveilans Registrasi Kanker di Indonesia

I.     Prevalensi Penyakit Kanker di Indonesia
Transisi epidemiologi yang terjadi saat ini telah mengubah pola penyakit dan penyebab kematian di Indonesia. Perubahan tersebut menggeser pola penyakit dan penyebab kematian yang pada awalnya disebabkan oleh penyakit menular (PM) menjadi penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit degeneratif. Meskipun Kejadian Luar Biasa (KLB) atau muncul kembalinya beberapa penyakit menular lama (re-emerging disease) (seperti penyakit antraks atau penyakit difteri yang terjadi dalam kurun waktu terakhir), serta penyakit-penyakit baru yang muncul (seperti virus Zika) masih menghantui Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 menyebutkan bahwa PTM menunjukkan kecenderungan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014, diperkirakan 71% dari 1.551.000 total kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular. Empat penyakit tidak menular tertinggi penyebab kematian diantaranya penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner, stroke) (37%), kanker (13%), penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis) (10%), dan diabetes (6%). Laporan WHO juga menunjukkan faktor-faktor risiko penyebab PTM diantaranya kebiasaan merokok, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, tekanan darah tinggi, dan obesitas.

Kanker merupakan PTM yang menyebabkan kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaslular di Indonesia. Prevalensi kanker tertinggi di Indonesia pada semua kelompok umur tahun 2013 terdapat di DI Yogyakarta sebesar 4,1‰. Angka ini hampir 3 kali lipat lebih tinggi daripada angka nasional yaitu 1,4‰. Sedangkan berdasarkan data statistik registrasi kanker berbasis rumah sakit, Inacare (Indonesian Cancer Profile), dalam kurun 5 tahun terakhir Jawa Timur menempati urutan tertinggi dengan total 24.743 registrasi penyakit kanker. Lima jenis penyakit kanker yang teregistrasi dengan jumlah terbanyak antara lain kanker payudara, kanker serviks, kanker nasofaring, kanker ovarium, serta kanker paru dan bronkus. Penderita kanker didominasi oleh perempuan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, 3 diantara 5 kejadian penyakit kanker tertinggi di Indonesia merupakan penyakit yang menyerang perempuan. Rata-rata penderita penyakit kanker berusia 26 hingga 100 tahun.



II.  Surveilans Registrasi Penyakit Kanker

Tingginya kejadian dan kematian akibat PTM menjadikan pengendaliannya penting dilakukan. Deteksi dini serta pengobatan yang tepat membuat pengendalian PTM lebih baik. Surveilans kasus dan faktor risiko PTM menjadi strategi untuk pencegahan, pengendalian tepat serta terpadu oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam pelaksanaan pengendalian penyakit kanker perlu memperhatikan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai antara lain, berpihak pada rakyat, bertindak cepat dan tepat, kerjasama tim, integritas tinggi, serta transparan dan akuntabel.

Seluruh data kesehatan di Indonesia harus berisi informasi “evidence based”, begitu juga surveilans epidemiologi. Surveilans penyakit kanker dan faktor risikonya penting dilakukan sebagai langkah awal penekanan angka prevalensi kejadian kanker. Di Indonesia, surveilans penyakit kanker hanya dilakukan pada beberapa penyakit yang sering terjadi sesuai dengan local spesific area. Hal ini dikarenakan jenis dan jumlah penyakit kanker yang banyak sehingga menyebabkan beban yang besar dan sistem yang lebih kompleks mengingat Indonesia merupakan negara yang terdiri dari 13.000-an pulau.

Sama halnya dengan surveilans pada penyakit lainnya, surveilans penyakit kanker merupakan proses kegiatan yang dilakukan secara kontinyu dan sistematis. Proses kegiatan tersebut meliputi pengumpulan data, analisis data, intrepretasi data, dan mendesiminasikan data bagi pihak-pihak yang membutuhkan untuk dapat segera ditindaklanjuti. Terdapat beberapa jenis surveilans yang dilakukan pada penyakit kanker, antara lain surveilans faktor risiko, surveilans kasus (morbiditas dan mortalitas), dan registrasi penyakit kanker.

Salah satu surveilans penyakit kanker, registrasi penyakit kanker, merupakan bagian dari surveilans untuk beberapa penyakit kanker. Registrasi ini dapat  memberikan data insidens rate penyakit kanker, gambaran epidemiologi dan kesehatan masyarakat yang berisiko. Registrasi penyakit kanker dapat dilakukan melalui registrasi penyakit kanker berbasis rumah sakit, berbasis populasi, dan berbasis patologi. Registrasi penyakit kanker berbasis rumah sakit digunakan sebagai bahan evaluasi program terapi kanker yang dilakukan pada  pasien. Registrasi penyakit kanker berbasis populasi diperlukan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaannya. Registrasi ini digunakan untuk menggambarkan besar dan jenis kanker pada populasi tersebut, juga untuk pendidikan dan pelatihan mengenai determinan penyakit kanker.  Sedangkan registrasi penyakit kanker berbasis patologi dilakukan untuk memperoleh data penyakit kanker pada minimal di suatu daerah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2012 tentang Tim Registrasi Kanker Nasional, dalam melaksanakan registrasi penyakit kanker dibentuk sebuah tim khusus yang bernama Tim Registrasi Kanker Nasional. Tim Registrasi Kanker Nasional berkedudukan di Kementerian dan dapat dibantu oleh Tim Registrasi Kanker Provinsi dan Tim Registrasi Kanker Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan di setiap provinsi/kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan registrasi kanker harus tetap berpedoman kepada peraturan yang berlaku termasuk kerahasiaan data dan hasil pelaksanaan kegiatan diserahkan dan merupakan hak dan kewenangan Kementerian Kesehatan. Data pelaksanaan registrasi kanker diperoleh dari data harian pada fasilitas pelayanan kesehatan, meliputi puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium, yang wajib dilaporkan secara rutin, lengkap, dan berjenjang kepada dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan. Pelaksanaan registrasi kanker nasional wajib dilakukan evaluasi setiap 3 (tiga) tahun. Pembiayaan kegiatan registrasi kanker nasional dibebankan pada APBN, APBD, dan sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tim 1 bertugas khusus untuk melaksanakan surveilans epidemiologi.

Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa dari 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, hanya Indonesia yang belum mempunyai data registrasi kanker nasional. Data ini akan ada bila data kanker yang diperoleh mencakup seluruh data kanker dari populasi, bukan hanya berasal dari data rumah sakit saja. Untuk itu pada 9 Januari 2017 yang lalu, Menteri Kesehatan RI, Ibu Nila Farid Moeloek, telah mengesahkan Komite Penanggulangan Kanker Nasional (Komite PKN). Komite ini dibentuk khusus untuk membantu Kementerian Kesehatan mengumpulkan data registrasi kanker nasional. Salah satu tugasnya adalah melaksanakan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melakukan perencanaan dan evaluasi atas program penanggulangan kanker nasional, terutama registrasi kanker. Selain itu, komite PKN juga memiliki rencana strategis salah satunya adalah mengupayakan tersedianya sistem IT dan registrasi kanker.  Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/14/2017 tentang Komite Penanggulangan Kanker Nasional, tidak disebutkan adanya perbedaan antara Tim Registrasi Kanker Nasional dengan Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Kedua tim tersebut dibentuk oleh Menteri Kesehatan yang berbeda, namun memiliki tujuan akhir yang sama yaitu untuk menekan angka prevalensi dan mengendalikan penyakit kanker di Indonesia.




III.   Pelaksanaan Surveilans Registrasi Kanker Saat Ini

Berdasarkan buku Manual Pencatatan dan Pelaporan Program Dini Kanker Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara Kemenkes RI Tahun 2015, pencatatan dan pelaporan kasus kanker ini dapat dilakukan dengan mengakses sistem informasi surveilans PTM melalui laman website www.pptm.depkes.go.id. Pencatatan dan pelaporan terbagi menjadi 2, yaitu surveilans

tingkat Posbindu dan tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).



 

Sumber: Sistem Informasi PTM Kemenkes RI
Gambar 1. Tampilan Website Sistem Informasi PTM Kemenkes RI



Cara memasukkan datanya dapat dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pada android, dan menggunakan aplikasi berbasis excel di komputer/laptop. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a.       Tahap Pencatatan dan Pengumpulan Data

Pencatatan hasil pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara oleh petugas puskesmas pada formulir Catatan Medis Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Catatan medik kemudian direkap dalam formulir Register Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas. Selanjutnya data dari buku register diinput ke dalam sistem informasi surveilans PTM. Untuk daerah dengan keterbatasan fasilitas dan jaringan internet, Puskesmas dapat merekap data menggunakan formulir Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas. Untuk daerah dengan keterbatasan fasilitas dan jaringan internet, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat merekap data menggunakan formulir Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

b.      Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisa data secara otomatis dilakukan oleh sistem informasi. Data dapat dilihat berdasarkan wilayah, umur, dan waktu. Namun untuk sistem yang dilakukan secara offline baik melalui aplikasi android maupun sistem aplikasi berbasis excel, hanya dapat melalukan proses input saja. Untuk melihat hasil pengolahan dan analisis data tetap dilakukan secara online.

c.       Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Hasil analisis dapat digunakan sebagai bhan advokasi untuk perencanaan pengendalian dan penanggulangan penyakit kanker tersebut.

d.      Pelaporan

Data hasil pengolahan data telah masuk secara otomatis ke sistem informasi Kementerian Kesehatan, sehingga tidak diperlukan lagi pelaporan secara manual. Data dapat dilihat (dengan login khusus) di tingkat Puskesmas, Dinkes kabupaten/kota, dinkes provinsi, dan Kementerian Kesehatan.



Dalam website Sistem Informasi PTM Kemenkes RI juga disebutkan bahwa saat ini sistem informasi khusus untuk surveilans registrasi kanker masih dalam tahap pengembangan. Namun saat ini registrasi yang khusus untuk penyakit kanker juga dapat dilakukan dengan mengakses website Komite PKN pada http://kanker.kemkes.go.id/incident.php#. Komite KPN juga menyediakan data-data tentang kanker dan registrasi kanker yang berasal dari Inacare (Indonesian Cancer Profile), Srikandi, Yayasan Kanker Indonesia, dan Direktorat Penyakit Tidak Menular. Salah satu penyumbang data dan statistik kanker yaitu Inacare. Selain

 

Sumber: Website Komite KPN (http://kanker.kemkes.go.id/incident.php#)

Gambar 2. Tampilan Registrasi Kanker pada Laman Website Komite KPN



menyumbangkan data dan statistik penyakit kanker di Indonesia, Inacare juga merupakan sebuah aplikasi yang digunakan dalam pengisian registrasi kanker yang berbasis rumah sakit di berbagai rumah sakit utama di Indonesia. Inacare dikembangkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI) dan dapat digunakan oleh berbagai disiplin ilmu onkologi dalam registrasi kanker di masing masing rumah sakit.

Kedepannya surveilans registrasi penyakit kanker perlu diperbaiki lagi. Mengingat angka kesakitan dan kematian penyakit kanker juga semakin meningkat seiring dengan berkembangnya sosial ekonomi, gaya hidup milenial, dan juga perubahan lingkungan seperti isu pemanasan global yang semakin buruk. Prevalensi penyakit kanker dan beban pembiayaan bagi pemerintah dan masyarakat merupakan 2 hal yang berbanding lurus. Apabila tidak ditangani dengan serius keduanya akan semakin meningkat. Oleh karenanya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit harus mendapatkan perhatian dan prioritas. Diharapkan dengan semakin berkembangnya sistem surveilans registrasi penyakit kanker ke seluruh daerah di Indonesia dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.




Daftar Referensi:

Indonesian Cancer Profile. (2014). Cancer Data and Statistic. Diakses pada 25 Maret 2018 dari http://inacare.org/statistic.php.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI. Diakes pada  25 Maret 2018 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.

Menteri Kesehatan RI. (2012). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2012 Tentang Tim Registrasi Kanker Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Buletin Jendela Data dan Informasi: Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Pusat Data dan Informasi. Diakses pada 24 Maret 2018 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/lain-lain/Data%20dan%20Informasi%20Kesehatan%20Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202016%20-%20%20smaller%20size%20-%20web.pdf.

Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2016). KEMENKES Memperkuat Registrasi Kanker di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 25 Maret 2018 dari http://yankes.depkes.go.id/read-kemenkes-memperkuat-registrasi-kanker-di-indonesia-773.html.

WHO. (2014). Noncommunicable Diseases (NCD) Country Profiles: Indonesia. Geneva: WHO. Diakses pada 24 Maret 2018 dari http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf?ua=1.

Menteri Kesehatan RI. (2017). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/14/2017 Tentang Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 25 Maret 2018 dari http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/SKKPKN_2017.pdf.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Manual Pencatatan dan Pelaporan Program Dini Kanker Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada 23 Maret 2018 dari http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/ebook/Manual_Pencatatan_dan_Pelaporan_IVA-SADANIS.pdf.

KAGET DIDIAGNOSIS POSITIF COVID-19! TERPAKSA ISOLASI DI KOTA ORANG (AKU SANGAT MANDIRI)

Hai, ini tulisan pertamaku di tahun 2021. Terlalu banyak yang terjadi di tahun 2020, setengah tahunnya kurang bersemangat buat aku ceritakan...

Mario Walking Mario Walking Heart Chat Bubble Mario Walking