Thursday, June 14

Prosedur Keselamatan Penumpang Kapal Laut, Sudah Sesuaikah?

Hari kemenangan tinggal menghitung menit, takbir pun sudah berkumandang di masjid-masjid. Untuk menyambut hari kemenangan, biasanya masyarakat Indonesia melakukan mudik ke kampung halaman setiap tahunnya. Alhamdulillah Jakarta sepi HEHE.

Kini moda transportasi dengan segala fasilitas yang ditawarkan semakin beragam, mulai dari udara, darat, dan laut. Bahkan aku kemarin liat berita di tipi kalau ada promo kereta api mevvah ceu. Jauh dekat 900ribu. Namanya kereta api sleeper. Liat deh


Sumber: FB PT. KAI
Namun dibalik kemevvahan kereta api sleeper, masih ada moda transportasi yang menurutku masih belum maksimal pelayanannya. Khususnya untuk keselamatan dan keamanannya. Moda transportasi yang aku maksud adalah kapal laut. Kapal besar, sekelas kapal Pelni aja menurutku tingkat keamanan dan keselamatan masih belum maksimal. Apalagi kapal tradisional....

H-2 lebaran tiba-tiba ada berita tenggelamnya Kapal Arista. Duh kok kayak judul film? 😭
Miris aku dengernya. Niat mau mudik bertemu keluarga, justru bertemu petaka dan maut. Inalillahi. Dilansir dari berita online CNN Indonesia tanggal 13 Juni 2018 bahwa mayoritas penumpang Kapal Arista itu anak-anak dan ibu-ibu. Selain itu yang aku lihat di berita tipi juga kalau Kapal Arista ini berlayarnya tidak sesuai prosedur. Bahkan data penumpangnya pun juga simpang siur, karena tidak terdaftar pada sistem. Hal-hal yang seperti ini nih, yang menurutku under-control dari pemerintah banget.

Aku masih inget betul kejadian kebakarnya KM Zahro Ekspress awal tahun 2017 dari Pelabuhan Muara Angke menuju Pulau Tidung di Kepulauan Seribu. Sebegitu miss-nya bangetkah pemerintah? Kaget banget. Kelasan kapal express coi, aku biasanya nyebrang ke pulau di Kepulauan Seribu naik kapal tradisional, yang harganya mure meriah T_T

Meski kita juga sama-sama tahu kalau hidup dan mati memang ditangan Yang Maha Kuasa. Tapi alangkah baiknya jika kita bisa menghindari mudharat yang dapat terjadi, bukan?

Kejadian tenggelamnya kapal mayoritas disebabkan karena minimnya pengawasan dan tidak sesuai prosedur. Padahal Standar Keselamatan Pelayaran sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor. PM 20 Tahun 2015 dan ada juga Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor.PM 25 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Transportasi  Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Pada PM Perhubungan No. 20 disinggung tentang sanki pelanggaran operasional kapal yang tidak memenuhi syarat keselamatan pelayanan. Sedangkan pada PM Perhubungan No. 25 dijelaskan pada BAB IV tentang Perlengkapan Keselamatan yang ada di kapal antara lain:
  1. sekoci penolong (life boat) dan dewi-dewi; (dewi-dewi maksudnya apa coba)
  2. sekoci penyelamat (rescue boat );
  3. sampan;
  4. rakit penolong (ILR) & hydrostatic releasing unit (non solas);
  5. rakit penolong (rigid life raft);
  6. pelampung penolong (life buoy);
  7. baju penolong (life jacket);
  8. general informasi; alarm dan public addresor serta ruang;
  9. roket pelontar cerawat payung (parachute flare rocket);
  10. cerawat tangan (hand flare);
  11. isyarat asap (smoke signal);
  12. peralatan pelontar tali (line throwing apparatus);
  13. automatic identification system.
Aku juga baca sekilas tentang InternationalShip and Port Security Code (ISPS Code) itu peraturan internasional tentang kegiatan-kegiatan dan langkah-langkah yang harus diambil oleh setiap negara dalam menanggulangi ancaman Terorisme di laut. Ada bahas tentang keselamatan dan keamanan di kapal dan pelabuhan. 

Nah, menurutku yang paling bisa aku komentarin tentang pelayanan kapal laut dari beberapa kapal penyeberangan yang pernah aku tumpangi adalah baju penolong (life jacket). Baik dari segi jumlah maupun keberadaannya.

Aku tuh baru tahu belakangan ini kalau life jacket memang penting dan lebih baik dipakai dari sejak berangkat. Tapi ini masih jadi sesuatu yang kurang diperhatikan sama pemerintah apalagi masyarakat.

Dari pertama kali aku naik kapal palingan cuma kapal mau snorkeling aja yang menyediakan pelampung. Karena kan snorkeling pakai pelampung 😑

Selebihnya ada, tapi cuma jadi pajangan aja. Nggak tahu sesuai jumlah penumpang atau tidak. Tapi so far untuk kapal tradisional di Pelabuhan Muara Angke yang pernah aku tumpangi. Rata-rata jumlah life jacket-nya lumayan banyak. 

Coba ya aku sebutin kapal apa aja yang pernah aku rasakan, ciailah rasakan. Kue nastar keleus dirasain:
  • Kapal penyeberangan dari Banyuwangi ke Bali. Aku lupa sih ini pelampungnya ada banyak atau nggak. Seingetku sih ada banyak, karena ini kapal lumayan besar.
  • Kapal tradisional Pelabuhan Muara Angke ke Kepulauan Seribu (rata-rata ada banyak life jacket-nya). Tapi not sure untuk kondisi kapalnya apakah ada pengecekan rutin atau tidak.
  • Kapal tradisional Pelabuhan Muara Kamal ke Kepulauan Seribu. Wah kalau yang ini parah banget sih. Aku sekali naik kapal dari pelabuhan ini, waktu mau wisata ke Pulau Cipir, Pulau Onsurt, dan Pulau Kelor. Bener-bener kacau ini kapal, meleng dikit kebalik hahaha. Mana nggak ada pelampung. Tapi seingetku satu kapal emang enggak lebih dari 12 orang.
  • Kapal penyebrangan dari Pelabuhan Kartini ke Karimun Jawa. Seingatku ini ada pelampung di bawah bangkunya. Tapiiiii hahaha. Penumpangnya banyak banget! It means nggak semua penumpang dapet bangku dan... nggak semua orang dapet pelampung kalau kapal itu tenggelam. Tapi kalau kapak Express-nya aku juga sempat naik, ehmm okelah...
Kapal dari Pelabuhan Kartini di deck paling atas ada giniannya

Ini kondisi kapal snorkeling waktu di Karimun Jawa, okelah
  • Kapal dari Banten ke Pulau Tunda juga 11-12 lah sama kayak kapal dari Muara Angke ke Kepulauan Seribu. Waktu pulang dari Pulau Tunda tuh ombaknya gede banget, dan seingetku juga sempat ada tragedi ibu-ibu bawel yang nggak dapet life jacket wkwk. Tapi aku tenang angkuh banget gitu loh. Wkwk. Dalem hatiku pasti aman. Jadi life jacket-nya juga cuma aku pegang deket badan, terus sempet juga buat tidur hehe. (Ini waktu belum tahu pentingnya life jacket)
Kapal snorkeling juga di Pulau Tunda. Baru deh pakai life jacket😑
  • Kapal tradisional banget dari Pantai Teluk Penyu Cilacap ke Pulau Nusa Kambangan. Bukan, bukan jadi narapidana. Ternyata kondisi kapalnya parah juga, kapasitas 15 orang tapi nggak ada pelampung sama sekali di kapal. Ini waktu itu booking satu kapal 100ribu cuma bertiga. Kayaknya kondisinya hampir sama kayak kapal dari Muara Kamal deh. Tapi lebih parah di Muara Kamal.
nggak ada life jacket
  • Nah.... Terakhir nih aku naik jauh banget😊 suka ngikik sendiri kalau diinget. Gile juga ogut bisa naik kapal Surabaya-Sorong dan Sorong-Surabaya. Ya ampun aku bener-bener makasih banyak banget parah sama temen-temen yang selalu ada disaat suka-duka di Kapal waktu itu. Mereka selalu bikin nyaman, terbaiklah. Nggak kebayang kalau ternyata mereka tuh bikin aku nggak nyaman hahaha L apa akunya aja ya yang mudah nyaman???

a.   Dari Surabaya-Sorong aku naik KM Ciremai. Males deh ceritain lagi. Intinya sempet ada kasus yang bikin aku kecewa berat sama transparansi dari pihak Pelni-nya. Dari segi keamanannya? alhamdulillah nggak ada yang insecure selama perjalanan. Meski kecewa tapi tetap merasa nyaman. Ditambah pelayanan plus-plus boleh naik ke Kabin Kapal tempat Nahkodanya. Sekoci waktu ada sih lengkap. Life jacket? Wah nggak sempat ngecek. Wkwk. Kemarin sempat liat ada gambar life jacket di laci bawah setiap kasur. Tapi I’m not sure ada life jacket-nya beneran. Ditambah lagi..... ada yang nggak dapet kasur. Jadi dapat disimpulkan ya (amit-amit) kapal tenggelam, nggak semua dapet life jacket.

hehe. pak Hengky. hehe

b.   Dari Sorong-Surabaya naik KM Labobar, the worst ship I’ve ever felt. Makanan KM Labobar nggak pernah abis, tapi alhamdulillah setiap pelabuhan Sulawesi dan Kalimantan punya ikan dan sotong bakar. Jadi setiap kapal bersandar bisa selalu beli itu buat makanJ

Ada kecoak nya iyuh. Oke deh kalau kecoak nya satu atau dua atau tiga. Busyeedd ini kecoak kecil yang kalau kalian tinggalin tuh tempat tidur kalian wkwkwk pasti ada kecoak kecil jalan di tengah-tengah tempat tidur kalian. Di KM Labobar juga sempat ada tragedi kemalingan hp dan kamera gitu beberapa temanku 😭

Life jacket??? SUBHANALLAH YAH. Bisa pulang selamet aja alhamdulillah, boro-boro sempet ngecek itu life jacket di mana. Kolong tempat tidur aja bau tikus coyyy. Nggak kebanyang ngecek life jacket di bawah kolong tempat tidur, kecoa keluar terus ada hal-hal mengerikan lainnya....😈😈

c.     Kapal Express Sorong-Raja Ampat oke banget. Harganya cuma 50-100 ribu gitu. Seingetku life jacket-nya lengkap. Oh tapi waktu muter-muter Raja Ampat life jacketnya nggak ada sama sekali haha, dan kami kayaknya nggak ada yang merasa insecure gitu. Kayaknya karena udah kesenengan deh liat laut Raja Ampat, jadi nggak ada yang parno.

Sekian ulasan yang ternyata cukup panjang dari aku. Semoga industri kapal laut dan pelayaran di Indonesia semakin baik lagi. Maju terus maritim Indonesia!!!

 

No comments:

Post a Comment

KAGET DIDIAGNOSIS POSITIF COVID-19! TERPAKSA ISOLASI DI KOTA ORANG (AKU SANGAT MANDIRI)

Hai, ini tulisan pertamaku di tahun 2021. Terlalu banyak yang terjadi di tahun 2020, setengah tahunnya kurang bersemangat buat aku ceritakan...

Mario Walking Mario Walking Heart Chat Bubble Mario Walking