Tuesday, August 14

Budaya ‘Cepat Saji’ di Kalangan Masyarakat


Sebenarnya, Negara yang besar adalah Negara yang mencintai budayanya sendiri. Karena dengan begitu, Negara tersebut memiliki pendirian untuk menatap masa depannya baik dari segi sistem, sampai masyarakat. Namun, bangsa Indonesia cenderung mengesampingkannya. Kita justru cenderung tidak peduli dengan budaya milik kita sendiri. Mungkin saja hal ini yang membuat bangsa kita sulit untuk maju.
Lihat saja, untuk menghasilkan suatu karya, banyak diantara masyarakat Indonesia yang ‘menjiplak’ karya Negara lain. Seperti gaya-gaya grup musik boyband atau girlband, yang bukan merupakan khas dari Indonesia. Mereka meniru grup-grup musik, mulai dari kostum, penampilan, hingga gaya bernyanyinya. Sangat disayangkan, padahal grup musik dari Negara lain yang seperti itu memang sudah ada sebelum menjadi hits. Sedangkan Negara kita? Meniru dengan mudahnya, ibarat makanan ‘cepat saji’. Maka hasilnya, banyak bukan grup musik yang kemampuan para personilnya terlihat tidak memadai seperti olah vokalnya, sampai kemampuan tari?
Tidak hanya kasus itu, masih banyak kasus lain yang sejenis. Seperti peniruan budaya Korea, Jepang, dan Eropa. Budaya ‘cepat saji’ ini semakin lama, akan memperburuk sikap masyarakat. Dari contoh sehari-sehari kita saja, sebagai pelajar lebih ingin mendapat nilai bagus dengan cara yang mudah, seperti mencotek dari pada belajar sungguh-sungguh. Semakin lama, budaya yang telah melekat dalam diri kita membuat bangsa kita semakin terpuruk.
Untuk mendapat hasil yang maksimal diperlukan kerja keras. Padahal kita tidak perlu  meniru untuk mendapatkan itu. Kita seharusnya lebih menerapkan jiwa kewirausahaan dalam dunia pendidikan sampai ke kalangan masyarakat terpencil, agar dapat menghasilkan ide yang inovatif. Terapkan juga jiwa nasionalisme agar selalu bangga dengan budaya milik Indonesia. (Arum)

Rr Arum Sri Wikarti

No comments:

Post a Comment

KAGET DIDIAGNOSIS POSITIF COVID-19! TERPAKSA ISOLASI DI KOTA ORANG (AKU SANGAT MANDIRI)

Hai, ini tulisan pertamaku di tahun 2021. Terlalu banyak yang terjadi di tahun 2020, setengah tahunnya kurang bersemangat buat aku ceritakan...

Mario Walking Mario Walking Heart Chat Bubble Mario Walking